Thursday, May 31, 2012

Seni Dalam Memberikan Harga : Hargai Hasil Karyamu

Sebenarnya sudah lama ingin mengangkat masalah ini. Karena masalah ini adalah langkah awal yang PASTI ditempuh saat kita memberanikan diri untuk berjualan. Dan hal ini sangat tidak mudah, apalagi kalau barang yang kita jual banyak pesaingnya, niat kita jadi naik turun antara iya atau tidak untuk memulai usaha. But first...kami coba ingatkan, marilah kita menjadi penjual yang baik. Apalagi kalau yang dijual adalah 100% hasil dari kedua tangan kita, lets put some respect for our own hardwork! 

...by Lacklusterco...

Memberi harga untuk barang yang kita jual dengan benar adalah gampang gampang susah. Harus memerhatikan banyak hal, mulai dari kualitas, daya tahan maupun daya beli konsumen. Dan usahakan jangan menjual barang dibawah harga pasar, hanya untuk menarik perhatian konsumen. Pakailah harga retail yang benar. Pada saat kamu memberi harga murah dibawah harga pasar untuk barangmu, maka:
- Secara langsung kamu mematikan penjual lain yang barangnya sejenis, yang menggunakan harga pasar yang benar. Apabila ada keseragaman harga untuk produk yang sama, maka keuntungan yang didapat akan cenderung stabil.
- Memicu tanda tanya pada konsumen. Kenapa barang yang kamu jual bisa lebih murah? Apakah karena bukan buatan tangan? Apakah karena menggunakan bahan bahan yang murah? Apakah aman dipakai? Atau jangan jangan dipasar banyak model yang sejenis alias diproduksi secara massal? Harga yang kamu tentukan merupakan sebuah cerita, jadi buatlah cerita harga yang baik untuk hasil karyamu.
- Tidak menguntungkan untuk diri kamu sendiri dalam jangka panjang. Katakanlah ada reseller atau butuh karyamu dalam pembelian yang banyak, lalu dia menanyakan berapa harga kulakan atau wholesale-nya. Maka kamu akan sangat kesulitan menentukan harganya, apalagi pembuatan dalam jumlah banyak otomatis akan menyerap tenaga banyak juga, yang mungkin saja kamu HARUS memperkerjakan tenaga bantuan lain.


Let's start to count...

Materials + Labor + Expenses + Profit = Wholesale x 2 = Retail

Rumus diatas banyak digunakan (dan mungkin dianjurkan juga) oleh para etsian. Nah dari rumus diatas, ayo kita bahas satu per satu. Pastikan semua BIAYA PEMBELIAN MATERIAL tercatat. Jangan dilupakan biaya biaya kecil seperti beli lem, beli isi streples, atau biaya yang keliatan mata seperti kemasan dan plakban. Labor yang dimaksud disini adalah upah yang selayaknya kamu terima karena telah mengerjakan hasil karya tersebut. Kalau mau murah meriah, ya gunakan aja Upah Minimum Regional dikota tempat kalian tinggal.

...by Adroit Jewelers...
Ambil contoh UMR kota Surabaya Rp 1.260.000/bulan.
Rp 1.260.000 / 30 hari kerja = Rp 42.000/per hari
Berhubung maximal efektif kerja kita dalam 1 hari adalah 8 jam maka :
Rp 42.000 / 24 jam = Rp 1.750/jam
Minimal yang harus kita masukkan sebagai biaya upah adalah Rp 14.000 per hari dengan catatan kita produktif menghasilkan karya setiap harinya.

Ilustrasi perhitungan EXPENSES aka BIAYA bisa terwakili seperti perhitungan diatas. Kalau perlu buat rincian biaya detail seperti ongkos naik angkot untuk keperluan belanja material, beli ebook atau tutorial, kalau jualan diweb yang musti bayar ya masukan juga biayanya + ongkos paypal juga tentunya. Kalau dikita seringnya adalah biaya transfer antar rekening saat kita bayar pembelian material untuk project kita. Hayooo pasti kelewatkan biaya bank yang imut ini tapi kalau dihitung dalam 1 bulan bisa bejibun jumlahnya *smile*
Setelah ketemu semua biaya biaya dalam satu bulan, sekarang waktunya mengestimasi aka mengkira kira berapa barang yang bisa kita hasilkan dalam satu hari, lalu angka kira kira tersebut kalikan jumlah hari dalam satu bulan. Maka ketemulah estimasi rata rata barang yang kita hasilkan selama satu bulan (kalau digambar atas itu ketemu angka 62).
Lalu jumlah biaya yang udah dijumlah tadi dibagi sama estimasi rata rata barang yang kita hasilkan selama satu bulan. Maka ketemulah biaya yang harus dibebankan untuk setiap produk yang kita hasilkan.

...from Vintage From Japan...
Berbicara tentang PROFIT sebenarnya tidak jauh jauh dari apa tujuan kamu membuka usaha ini. Apakah kamu tetap ingin seperti sekarang untuk jangka waktu tiga tahun kedepan? Apakah kamu ingin dari hasil karyamu ini bisa untuk mendukung keperluan biaya kehidupan sehari hari? Untuk urusan yang satu ini, murni keputusan yang harus kamu ambil sendiri. Kamu harus benar benar bisa menghargai dirimu sendiri.

Nah setelah keempat unsur dasar itu ketemu dan dijumlah, maka ketemulah harga kulakan aka wholesale. Tapi JANGAN berhenti sampai disini. Harga kulakan ini kalikan 2 sehingga ketemu harga retail. Kenapa harus seperti itu? Ini untuk berjaga jaga kalau ada pesanan dalam jumlah banyak. Jadi dengan gampang kamu akan menyebutkan harga kulakanmu. Tapi untuk yang tidak menerima pesanan dalam jumlah banyak, harga kulakan sudah lumayan meng-cover jerih payahmu dalam berkarya kok. Asal hitungnya dengan benar ya *grin* Tapi setelah dihitung hitung kok ketemu harganya muaahaall banget ya? Kayaknya nggak masuk akal untuk pasaran lokal. Nah...kalau itu yang terjadi, bukan harganya yang harus dirubah, tapi cara atau desain karyamu yang harus dirubah. Cobalah untuk lebih kreatif untuk mengurangi biaya biaya yang dikeluarkan, seperti menggunakan bahan bahan recycle - reuse, beli materialnya kalau bisa dengan harga kulakan, bisakah kamu lebih produktif dalam 1 hari untuk meminimalis ongkos kerja? Jangan buru buru merubah harga, coba lihat kembali cara kerja kamu selama ini. Apakah sudah seproduktif dan sekreatif mungkin?
Ok...selamat menghitung ulang harga hasil karya kamu. Remember...the right prices will allow you to reach your small business goals.

Credit to :

2 comments:

  1. Bener juga ya...slama ini g pernah memperhitungkan biaya transfer n beli tut..hehehehehe....

    ReplyDelete
  2. saya tidak menghitung biaya lakban huhuhu...
    *ngitung lagi*

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...