Saturday, March 15, 2014

Maret Adalah...

::: Peralihan Musim :::
by Jessica of design-seeds
Bulan ketiga ditahun 2014 ini masih dibuka dengan banjir dimana mana. Musim hujan sepertinya enggan untuk beranjak. Walaupun begitu, bukan berarti permainan warna untuk kreasi kalian ikutan jadi hitam, putih dan abu abu lho. Berikan sesuatu yang kecil tapi manis dengan warna yang terang. Memberi kesan, musim semi sedang mengintip diantara mendung. Atau warna dominan yang tidak terang tetapi memberi kesan cerah yang menjelang.

::: Birthstone of March :::
Rustic Blue by ArtifactsEtCetera
Birthstone untuk Maret ada dua jenis batu. Dan untuk tahun ini kita membawa batu utamnya, yaitu Aquamarine. Aquamarine berasal dari bahasa Latin, Aqua yang berarti air dan Marine yang berarti laut. Batu ini dipercaya sebagai pelindung para pelaut selama pelayaran mereka. Warna tenang aquamarine dikatakan untuk mendinginkan amarah, yang memungkinkan pemakai untuk tetap tenang dan berkepala dingin. Warna biru pucatnya, warna yang sejuk indah melengkapi semi dan musim panas. Warna Aquamarine yang paling sering ditemukan berkisar dari biru kehijauan menjadi biru-hijau, warna biasanya lebih intens di batu yang lebih besar. Batu permata ini ditambang terutama di Brasil, tetapi juga ditemukan di Nigeria, Madagaskar, Zambia, Pakistan, dan Mozambik. 

::: Nyepi :::
Hari Raya Nyepi adalah hari pergantian tahun Saka (Isakawarsa) yang dirayakan setiap satu tahun sekali yang jatuh pada sehari sesudah tileming kesanga pada tanggal 1 sasih Kedasa. Dalam kesenyapan hari suci Nyepi ini kita mengadakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri kita dan inti sari kehidupan semesta. Lakukan Berata penyepian upawasa (tidak makan dan minum), mona brata (tidak berkomunikasi), dan jagra (tidak tidur). Keesokan harinya yaitu hari raya Ngembak Geni, segenap isi rumah keluar pekarangan dan bermaaf-maafan dengan tetangga dan handai tolan yang ditemui, dalam suasana batin yang telah bersih dan dipenuhi kebijaksanaan.
Sesuai dengan photo diatas, maka dibuatlah...

::: Manik Nusantara : Manik Kayu dan Manik Biji :::
Gold Rudraksha Mala by Omisha Designs
Nama Desa Tutul di Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tersohor sebagai pusat produksi kerajinan manik-manik dan tasbih berbahan kayu. Tak hanya dua produk andalan itu, di sana, ada ribuan warga yang mahir membuat aneka aksesori dari kayu, seperti gelang dan kalung. Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, dari total 9.989 warga Desa Tutul, ada sekitar 1.057 orang yang berprofesi sebagai perajin. Saking produktifnya, kementerian tersebut mencanangkan desa ini sebagai salah satu desa produktif di tanah air. Desa ini berjarak sekitar 24 kilometer (km) dari Kota Jember. Letaknya yang relatif jauh dari kawasan ekonomi perkotaan, mendorong warganya berupaya keras membangun industri dengan keahlian yang dimiliki. Tak heran, kemampuan membuat kerajinan dari kayu ibarat sudah mendarah daging bagi warga Desa Tutul. Hasil karya tak hanya dipasarkan di seputar Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, namun juga sudah diekspor  ke berbagai negara, seperti Pakistan, Malaysia, Singapura, Cina dan Korea. Setiap kayu yang diterima perajin sudah digergaji dan dipotong-potong dalam ukuran tertentu. 

Apakah jenitri atau rudraksha itu ?

Nama ilmiah dari pohon dari mana rudraksha/jenitri berasal dari disebut ‘Elaeocarpus sphaericus’. 70% dari pohon yang ditemukan di Kepulauan Jawa Indonesia, 25% di Nepal dan 5% di India. Manik-manik Rudraksha dikatakan mengandung sekitar 50% karbon, nitrogen 1%, 18% hidrogen dan 31% oksigen. Rudraksh juga dikenal dengan nama Shivaksh, Neelkantaksh, Shivbindu, Shivpriya, Paavan, Sarvaksh, Haraksh atau Bhutanashan. Rudraksh manik-manik biasanya ditemukan di empat warna: – Putih, Merah, Hitam dan warna campuran.

Di Indonesia populer dengan nama ganitri, genitri, atau jenitri. Indonesia merupakan pengekspor dan produksen terbesar di dunia. Pohon jenitri atau bahasa latinnya Elaeocarpus ganitrus banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor. Indonesia memasok 70% kebutuhan jenitri yang diekspor dalam bentuk butiran biji. Sebanyak 20% pasokan lainnya dari Nepal. Sedangkan India, negara paling banyak menggunakan rudaksa hanya memproduksi 5%.
Menurut Ir. Komari, peneliti dari Pusat Penelitian Institut Teknologi Bandung, biji-biji jenitri keras dan awet, bisa digunakan untuk 8 generasi. Kecuali ukuran, setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis berbeda. Jumlahnya bervariasi mulai dari 1 hingga 21 mukhis yang memiliki perbedaan arti. Semakin banyak mukhis harganya kian tinggi.
Manfaat jenitri bukan sekadar alat ‘hitung’ dalam berdoa layaknya tasbih bagi kaum Muslim atau rosario bagi umat Nasrani. Biji jenitri juga berfungsi menghilangkan stres. Itu dibuktikan oleh Dr Suhas Roy dari Benaras Hindu University. Penelitiannya mengungkap utrasum bead-sebutan jenitri di Amerika-biji jenitri mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung. Ia mengatur aktivitas otak yang mengarah pada kesehatan tubuh.
Efek itu diperoleh lantaran biji sima-sebutan jenitri di Sulawesi Selatan-memiliki sifat kimia dan fisik berupa induksi listrik, kapasitansi listrik, pergerakan listrik, dan elektromagnetik. Karena itu biji jenitri mempengaruhi sistem otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Hasilnya, otak merasa tenang dan menghasilkan pikiran positif.
Sebetulnya, komposisi kimia jenitri tak beda jauh dengan buah lainnya. Antara lain 50,024% karbon, 17,798% hidrogen, 0,9461% nitrogen, dan 30,4531% oksigen. Beberapa elemen mikro dalam biji tanaman anggota famili Elaeocarpaceae itu adalah aluminum, kalsium, klorin, tembaga, kobalt, nikel, besi, magnesium, mangan, dan fosfor.
Pembeda jenitri dan buah lain terungkap melalui riset Institut Teknologi India. Jenitri memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48. Saat digunakan untuk berdoa, misalnya, jenitri memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah jenitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.
Jenitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan. Caranya? Biji jenitri direndam semalam lalu diminum saat perut kosong. Itu terbukti efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan jenitri di leher. Khasiat lain, jenitri berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan.
Begitulah riset sahih Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India. Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah jenitri kering. Larutan jenitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat antipembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai. Di luar itu, jenitri menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi.
Uji praklinis yang melibatkan babi sebagai satwa percobaan, membuktikan jenitri mencegah kerusakan paru-paru. Sebelumnya, babi diinduksi pemicu luka, histamin, dan asetilkoline aerosol. Meski diberi zat perusak paru-paru, organ pernapasan babi-babi itu tetap baik.
Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam jenitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak jenitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganella morganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii.
Menurut A B. Ray dari Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India, alkaloid yang terkandung dalam jenitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline. Senyawa itu berkhasiat meluruhkan lemak badan. Caranya, 25 gram buah Elaeocarpus ganitrus kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus.
Cuma itu faedah genitri? Ada lagi peran lain yang dimainkan oleh genitri sebagaimana hasil riset Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung: jenitri sebagai penyerap polutan. Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan.
Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi jenitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm).
Bandingkan dengan kotak kaca tanpa jenitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm. Kesimpulannya genitri berperan menurunkan tingkat pencemaran. Itu sebabnya, ‘Jenitri digunakan sebagai pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang,’ kata Eka Budianta, budayawan.
karena manfaat penghisap polutan maka kami membuat hiasan-hiasan dari biji jenitri baik berupa lampion, krey, dll. ruangan akan terbebas/paling tidak mengurangi polusi udara semisalnya asap rokok yang dapat segera hilang. jadi anda tak perlu memberikan pewangi kimia, hanya dengan menaruhnya, ruangan menjadi tak berbau. 
Anda bisa mencobanya pada sebatang rokok, kemudian taruh rokok di atasnya biji jenitri ini, maka akan mengurangi rasa kadar kandungan nikotin rokok anda. (ini berdasarkan uji coba saya).
dan saya juga meletakkan pada ruang kerja saya ruangan jauh berbeda ketika sebelum ada biji jeniteri ini.
biji jeniteri memang belum di uji secara detail namun jauh ratusan tahun masyarakat india telah mempergunakannya sebagai untuk ritual keagamaan juga kesehatan, dan di negerinya sudah banyak di uji dari berbagai disiplin ilmu.
Sayang bukan biji yang banyak di tanam di negeri sendiri dan jelas terkandung manfaatnya yang besar malah banyak di ekspor keluar negeri dan tidak di manfaatkan oleh masyarakatnya. alih-alih malah kita tertarik dengan produk dari luar yang menghabiskan jutaan untuk satu kalungnya.
Memang dari bentuk tidak berkesan modern tapi bukankah malah berkesan unik dan tradisional. memanfaatkan sumber daya alam yang ada di negeri sendiri dan berlimpah ruah dan juga ramah lingkungan karena memang alami dari tumbuhan/pohon yang tumbuh subur di negeri ini.
kalau ada di negeri ini mengapa harus cari dari luar negeri.



PREVIOUS                                                                                                                 NEXT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...