Monday, May 20, 2013

Dayak Hues

Dayak adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Kalimantan diberikan kepada penghuni pedalaman. Ada lima suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser. Dayak sendiri terbagi atas enam rumpun yakni rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yang terdiri dari Dayak Kayan, Kenyah, Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, rumpun Punan .
Masyarakat Dayak terkenal dengan seni mengayam kulit, rotan, tikar dan topi. Kegiatan inilah yang menggunaka manik manik. Manik yang digunakan suku Dayak selalu beraneka warna, biasanya untuk aksesoris. Dan suku terbanyak adalah suku Dayak Kenyah yang memiliki aksesoris sebagai perhiasan tubuh mereka. Umumnya suku Dayak memiliki perhiasan berupa manik manik yang terbuat dari batu alam. Sesuai dengan perkembangannya karena manik batu asli susah didapat, maka suku Dayak mulai menggunakan manik kaca dan manik plastik.
...Nenek Silang (76 th) Suku Dayak Taman sedang mengerjakan pakaian adat yang terbuat dari manik-manik...
Kerajinan manik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya dan tradisi suku Dayak Taman dan Tamambaloh yang berdiam di sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Manik bagi masyarakat Orang Tamambaloh memiliki nilai sakral. Jauh sebelum penggunaan manik menjadi bagian dari tradisi, tetua kampung mendapat “perintah” dari leluhur melalui mimpi tentang penggunaan manik dalam berbagai praktek kehidupan seperti upacara adat, persembahan, perkawinan, kelahiran, kematian, kegiatan pada saat berladang dan panen padi. Sejak itu, manik merupakan bagian tradisi masyarakat.
Bentuk-bentuk manik sangat beragam disesuaikan dengan “perintah” Sao Gantung (Tuhan YME). Misalnya, untuk upacara pernikahan bentuknya lonjong memanjang (manik tolang tanjung); untuk upacara kelahiran bentuknya bulat dan harus berwarna coklat tua; dan untuk upacara penyambutan/penghormatan kepada tamu-tamu-tamu yang datang bentuknya kecil dengan beraneka warna yang dianyam sesuai dengan bentuk ukiran khas setempat (karawit).
Sebelum mengenal bahan baku manik seperti sekarang ini, hiasan manik menggunakan bahan baku dari hasil hutan seperti biji-bijian (arere) yang tahan lama dengan berbagai warna: biji buah-buahan kecil (kokorek) maupun yang besar (talope). Masyarakat adat sangat mahir membuat kerajinan manik dengan motif ukiran asli warisan nenek moyang. Saat ini mereka mencoba memadukan bahan baku alami dan manik bahan baku buatan. Perpaduan bahan baku dan penggunaan motif tradisional ini memperkuat desain kerajinan manik banuaka dan merupakan satu terobosan desain modern yang unik.
Melihat begitu beraneka ragamnya warna yang digunakan, sebenarnya ada beberapa warna inti yang sering muncul saat upacara adat yakni merah, hijau, kuning, biru dan putih. Jika warna manik merah maka ini merupakan simbol makna semangat hidup, jika manik warna biru memiliki makna sumber kekuatan dari segala penjuru yang tidak mudah luntur, jika warna kuning maka makna simbolisasi manik ini menggambarkan keagungan dan keramat, kemudian jika warna sebuah manik adalah hijau ini memiliki makna kelengkapan dan intisari alam semesta, sedangkan jika warna manik adalah putih maka ia simbolisasi sebuah makna gambaran lambang kesucian iman seseorang kepada sang pencipta. Arti ini sebenarnya berlaku untuk jenis manik batu, dalam perkembangannya warna warna inipun digunakan untuk jenis manik kaca.
Sekarang waktunya kita tengok, macam mana sebenarnya manik manik kaca yang sering digunakan oleh suku Dayak. Berikut ini tidaklah semua ragam manik kaca yang sering digunakan oleh suku Dayak ditampilkan, hanya beberapa saja yang paling sering digunakan.
Suku Dayak yang kaya akan warna dan filosufi terwakilkan dalam paketan spesial kali ini. Dipaket spesial ini kalian akan menemukan beberapa resin yang berhurufkan Mandarin. Kenapa? Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan adalah penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori dominan adalah yang dikemukakan linguis seperti Peter Bellwood dan Blust, yaitu bahwa tempat asal bahasa Austronesia adalah Taiwan. Sekitar 4 000 tahun lalu, sekelompok orang Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina. Kira-kira 500 tahun kemudian, ada kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan menuju kepulauan Indonesia sekarang, dan ke timur menuju Pasifik. Gak heran khan kenapa suku Dayak banyak yang berkulit putih bersih *smile*
Daaaannn...seperti biasa, jangan lupa buat tengok tengok karya handmade dari duo artist polymer clay yang gakpernah absen setiap bulannya dengan motif yang imaginative. Here they are...



PREVIOUS                                                                             NEXT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...